Zainuddin MZ mengembuskan nafas terakhirnya pada pukul 09.22 WIB, Selasa (5/7). “Dai Sejuta Umat” itu meninggal dunia akibat komplikasi penyakit jantung, diabetes dan darah tinggi.
Pria kelahiran Jakarta 2 Maret 1951 tersebut meninggalkan satu orang istri dan empat anak. Umat Islam Indonesia kehilangan sosok yang selalu menekankan pentingnya jihad melawan korupsi dan tak pernah bosan mengkritik pemerintah dalam setiap ceramahnya.
Zainuddin adalah sosok ulama yang berbeda dengan ustad, kiai atau habib yang lain di negeri ini. Dia selalu konsisten mengajak umat untuk terus melawan korupsi sekaligus menjalankan “amar makruf nahi munkar” — menegakkan kebenaran dan melawan kemungkaran.
Kepedulian Zainuddin sebagai pendakwah terhadap isu korupsi dan pemerintahan membawanya pada karier politik. Pada 1977, dia bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan. Bersama dengan musisi dangdut Rhoma Irama, dia adalah tulang punggung PPP dalam meraih suara pada pemilu. Keduanya berperan besar.
Ini sebuah hal yang terbilang luar biasa mengingat sistem politik di era Orde Baru sangat terbatas dan mengekang.
Kemudian di akhir tahun 1990-an, Zainuddin mendirikan PPP Reformasi, bentuk dari kekecewaannya terhadap PPP. Namun PPP Reformasi tidak berusia panjang. Dia pun kemudian mendirikan Partai Bintang Reformasi (PBR) dan menjadi Ketua Umum.
Hingga akhirnya Zainuddin benar-benar meninggalkan panggung politik praktis. Dia sering bercerita tak tahan dengan busuknya dunia politik Indonesia.
Lalu di 2010 Zainuddin dituduh telah melakukan pelecehan seksual kepada perempuan bernama Aida Zaskia. Aida menuntut pertanggungjawaban dari Zainuddin. Aida lalu lebih sering masuk infotainment karena gosipnya bersama sang dai sampai punya video klip.
Meski aktif berpolitik selama puluhan tahun, Zainuddin MZ tak pernah meninggalkan dunia dakwah. Bahasanya yang mudah dicerna, pembahasannya terhadap hal-hal yang dekat dengan masyarakat, serta sisipan guyonan setiap berceramah, menjadikan Zainuddin populer di kalangan masyarakat luas.
Kini Zainuddin MZ telah terbaring tenang untuk selamanya. Ia dimakamkan Selasa (5/7) di dekat Masjid Jami Fajrul Islam yang terletak persis di depan kediaman Zainuddin MZ, di Jalan H Aom, Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Selamat jalan dai, jutaan umat mendoakanmu.
Semoga amal ibadah mu di terima di sisi Allah swt,..Amin ya robbal 'alamin,..
Pria kelahiran Jakarta 2 Maret 1951 tersebut meninggalkan satu orang istri dan empat anak. Umat Islam Indonesia kehilangan sosok yang selalu menekankan pentingnya jihad melawan korupsi dan tak pernah bosan mengkritik pemerintah dalam setiap ceramahnya.
Zainuddin adalah sosok ulama yang berbeda dengan ustad, kiai atau habib yang lain di negeri ini. Dia selalu konsisten mengajak umat untuk terus melawan korupsi sekaligus menjalankan “amar makruf nahi munkar” — menegakkan kebenaran dan melawan kemungkaran.
Kepedulian Zainuddin sebagai pendakwah terhadap isu korupsi dan pemerintahan membawanya pada karier politik. Pada 1977, dia bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan. Bersama dengan musisi dangdut Rhoma Irama, dia adalah tulang punggung PPP dalam meraih suara pada pemilu. Keduanya berperan besar.
Ini sebuah hal yang terbilang luar biasa mengingat sistem politik di era Orde Baru sangat terbatas dan mengekang.
Kemudian di akhir tahun 1990-an, Zainuddin mendirikan PPP Reformasi, bentuk dari kekecewaannya terhadap PPP. Namun PPP Reformasi tidak berusia panjang. Dia pun kemudian mendirikan Partai Bintang Reformasi (PBR) dan menjadi Ketua Umum.
Hingga akhirnya Zainuddin benar-benar meninggalkan panggung politik praktis. Dia sering bercerita tak tahan dengan busuknya dunia politik Indonesia.
Lalu di 2010 Zainuddin dituduh telah melakukan pelecehan seksual kepada perempuan bernama Aida Zaskia. Aida menuntut pertanggungjawaban dari Zainuddin. Aida lalu lebih sering masuk infotainment karena gosipnya bersama sang dai sampai punya video klip.
Meski aktif berpolitik selama puluhan tahun, Zainuddin MZ tak pernah meninggalkan dunia dakwah. Bahasanya yang mudah dicerna, pembahasannya terhadap hal-hal yang dekat dengan masyarakat, serta sisipan guyonan setiap berceramah, menjadikan Zainuddin populer di kalangan masyarakat luas.
Kini Zainuddin MZ telah terbaring tenang untuk selamanya. Ia dimakamkan Selasa (5/7) di dekat Masjid Jami Fajrul Islam yang terletak persis di depan kediaman Zainuddin MZ, di Jalan H Aom, Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Selamat jalan dai, jutaan umat mendoakanmu.
Semoga amal ibadah mu di terima di sisi Allah swt,..Amin ya robbal 'alamin,..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar